24 C
id
Kirim Tulisan

DISKURSUS BANGSA DAN AGAMA

 




Perlu kita ketahui bersama Diskursus berasal dari bahasa latin yaitu " Discursus ", yang secara harafiah berarti "Berlari bolak-balik" yang dimana suatu bentuk komunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Dalam ilmu Filsafat, Diskursus merupakan sistem berpikir, ide-ide, pemikiran, dan gambaran yang kemudian membangun konsep suatu kultur atau budaya. 

Diskursus dibangun oleh asumsi-asumsi yang umum yang kemudian menjadi ciri khas dalam pembicaraan baik oleh suatu kelompok tertentu maupun dalam suatu periode sejarah tertentu.
Dalam kesempatan ini kita tidak akan membahas panjang lebar tentang Diskursus namun poin yang terpenting di sini membahas mengenai Bangsa dan Agama..
Sebagian orang memahami Agama sebagai komunitas ataupun golongan mereka seolah berkompetensi saling mengecam juga bahkan juga saling mengadili.

 Lebih parahnya lagi mereka menjadikan Agama sebagai pendongkrak popularitas serta Elektabilitas yang di proyeksikan sebagai suatu jembatan tertentu. Manusia dan Agama adalah suatu unsur yang berbeda . Agama merupakan suatu lembaga atau instansi yang mengatur kehidupan rohani manusia.

Adanya aturan dalam Agama adalah untuk kebaikan penganutnya, namun nilai yang terkandung dalam diri manusia tidak di lihat dari Agamanya melainkan dari dasar kepribadiannya.

Namun dari dasar kepribadiannya banyak menimbulkan tanda tanya, Muliakan dia ?biadab kah dia ? Itu semua kembali lagi pada pribadinya.

Menurut beberapa literasi tidak ada satupun Agama yang mengajarkan suatu keburukan pada setiap pengikutnya,namun tak sedikit para pengikutnya berkelakuan buruk yang kemudian berimbas tidak baik pada Agamanya.

Tidak sedikit juga di negara ini konflik antar agama melampaui titik puncak ketegangan,terlalu sibuknya pentas drama kehidupan yang bahkan tak ada jenuhnya mempertontonkan lelucon dan kebodohan seperti menghidupi keluarga, saudara,atau bahkan istri muda yang kemudian agama di jadikan sebagai mediator provokasi demi kepentingan duniawi.

Telah banyak kasus di negeri ini yang memakan korban yang di sebabkan provokasi hingga berujung bentrok sana-sini. Pada dasarnya itu semua bukan di sebabkan oleh Agama, melainkan benih penyakit pengikutnya yang tidak lain adalah kesalahpahaman dalam beragama.
Sebagaimana yang telah di kemukakan oleh ~Gus Mustofa Bisri~ dalam tulisannya mengatakan " Terpecah-belah nya bukan karena agama melainkan kesalah- kaprahan dalam memahami Agama ".

Kesimpulan yang dapat di petik di sini adalah jangan pernah memahami agama sebagai komunitas atau golongan karena puncak dari itu yang di hasilkan tidak lain adalah suatu perpecahan dan bahkan pertumpahan darah. Maka pahamilah agama sebagai keyakinan karena puncak dari itu adalah kedamaian.

Ismu kawirian | HMI UIN Mataram

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Posting Komentar

Kirim Tulisan
Kirim Tulisan
Kirim Tulisan

Ads Single Post 4